Mewaspadai Bisikan Syaithan (2- Habis)

oleh -32 views

Asy-Syaikh Muhammad Al Imam hafizhahullah menyebutkan macam- macam bisikan syaithan/ jin terhadap orang-orang  yang beriman, diantaranya:

1. Membuat keraguan tentang dzat Allah.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam pernah bersabda (artinya): “Sesungguhnya salah seorang dari kalian didatangi syaithan dan bertanya:”Siapa yang menciptakan engkau?” Maka orang tersebut menjawab :”Allah”. Lalu syaithan bertanya lagi :”Lantas siapa yang menciptakan Allah?!” Apabila salah seorang diantara kalian menjumpai pertanyaan seperti itu maka katakanlah : “Aku beriman kepada Allah dan rasul-Nya”, karena hal itu akan menghilangkan pertanyaan tadi.” [Ash Shahihah 116]

Dalam riwayat lain :”Maka hendaklah kalian ucapkan “Allahu Ahad. Allahush Shamad.Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahu kufuwan ahad.” Kemudian meludahlah ke sebelah kiri 3x dan berlindung kepada Allah dari bisikan syaithan.” [H.R Abu Dawud dan dihasankan asy-Syaikh Al Albani].

2. Bisikan syaithan kepada sebagian kaum muslimin agar mereka menjadi tukang sihir, dukun, ahli nujum atau semisalnya. Allah Ta’ala berfirman (artinya) : ”…mereka (para syaithan), mengajari sihir kepada manusia…” [Al Baqarah:102].

3. Bisikan syaithan terhadap seorang muslim agar terjatuh kepada perbuatan syirik kepada Allah.

Allah Ta’ala berfirman (artinya) :” Dan mereka (kaum Nabi Nuh) berkata:”Janganlah kalian meninggalkan sesembahan-sesembahan kalian. Janganlah sekali-kali meninggalkan Wadd, Suwaa’, Yaghuts, Ya’uuq dan Nar.” [Nuuh :23]

Sejumlah ulama salaf, diantaranya Muhammad bin Ka’b Quradhi berkata : ” Ini adalah nama orang-orang shalih yang pernah hidup antara  masa Nabi Adam dan Nabi Nuh. Tatkala mereka ini meninggal dunia, para pengikutnya mewarisi keshalihan mereka dan menapak tilasi tempat ibadah mereka. Lantas datanglah Iblis dan berkata kepada para pengikut tersebut :” Andaikata kalian membuat gambar orang-orang shalih ini, maka akan membuat kalian lebih bersemangat dalam beribadah.” Ternyata pengikut tadi menuruti gagasan Iblis tersebut. Kemudian lahirlah generasi setelah para pengikut tadi dan Iblis berkata kepada mereka: “Sesungguhnya nenek moyang – nenek moyang kalian dahulu beribadah kepada gambar orang-orang shalih ini maka hendaklah kalian ikut beribadah juga kepadanya.”

4. Bisikan syaithan dan ajakan kepada muslimin untuk berpecah belah.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam pernah membuat garis lalu berkata: “Ini adalah jalan Allah”. Kemudian beliau membuat garis-garis lain dari sebelah kanan dan kiri garis yang satu tadi. Lantas beliau berkata: “Ini adalah jalan-jalan yang masing-masing terdapat syaithan yang menyeru untuk mengikuti jalan-jalan tersebut.” …[Ash Shahihul Musnad: 836].

Empat macam bisikan syaithan tersebut merupakan sebagian dari apa yang disebutkan dalam kitab “Inqadzul Muslimin min Waswasatil Jinni Wasy Syayaathiin” hal 37-50 dengan beberapa perubahan.

Benteng-Benteng Penghalang Bisikan dan Gangguan Syaithan

Terdapat beberapa benteng penghalang bisikan dan gangguan syaithan, diantaranya:

1. Mendalami agama Allah

Sebagian ulama salaf berkata: “Satu orang yang mengerti agama itu lebih berat bagi syaithan daripada seribu ahli ibadah (yang tidak mengerti agama -pen).”

2. Mengikuti bimbingan Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam secara lahir maupun batin. Allah Ta’ala berfirman (artinya): “Maka barangsiapa mengikuti petunjukKu maka dia tidak akan sesat (di dunia) maupun celaka (di akhirat).” [Thaahaa :123].

3. Menjaga zikrullah dan doa yang sesuai syariat.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda (artinya): “ …dan aku memerintah kalian untuk berzikir kepada Allah karena permisalan zikrullah seperti seseorang yang musuhnya bergegas mengejar dirinya dari belakang. Sampai ketika orang tersebut tiba di benteng yang kokoh maka ia berlindung dengannya dari musuh tadi. Demikianlah seorang hamba yang tidaklah ia bisa membentengi dirinya dari syaithan kecuali dengan zikrullah.” [H.R At Tirmidzi yang dishahihkan Asy Syaikh Al Albani dan Asy Syaikh Muqbil].

Tiga benteng penghalang ini merupakan sebagian dari apa yang disebutkan dari kitab “Inqadzul Muslimin” hal. 53-61.

Syaithan Tidak Memiliki Kekuatan di Hadapan Orang Yang Beriman

Allah Ta’ala berfirman (artinya): “Sesungguhnya syaithan itu tidak memiliki kekuatan di hadapan orang-orang yang beriman serta bertawakal kepada Allah semata. Hanyalah kekuatan syaithan itu ada di hadapan orang-orang yang cenderung kepadanya.” [An Nahl: 99-100].

Syaikhul Islam rahimahullah berkata: “Tatkala iman, tauhid, dan cahaya pembeda antara yang baik dan buruk itu kuat, serta pengaruh bimbingan Nabi itu telah nampak, maka perihal-perihal syaithan akan melemah.” [Majmu’ Fataawa, dinukil dari Inqadzul Muslimin hal. 9].

Bahkan syaithan takut dan lari dari orang-orang yang beriman. Syaikhul Islam rahimahullah berkata: “Dan apabila seseorang itu termasuk orang yang bertakwa, taat kepada Allah dan rasulNya maka syaithan-syaithan ini akan lari dari orang tersebut.” [Ash-Shafadiyah 2/293, dinukil dari Inqadzul Muslimin hal. 64].

Seorang Muslimin Tidak Hanya Menghadapi Bisikan Kejelekan dari Syaithan

Seorang muslim menghadapi 3 bisikan jahat saat berjalan di muka bumi ini. 3 bisikan tersebut :

1. Bisikan hawa nafsu. Yang dimaksud dengan hawa nafsu di sini adalah hawa nafsu yang mengajak kepada kejahatan. Istilah “hawa nafsu” secara mutlak digunakan oleh para ulama untuk hawa nafsu yang mengajak kepada kejahatan/kejelekan. Allah Ta’ala pun berfirman (artinya): “Dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, niscaya engkau akan tersesat dari jalan Allah.” [Shaad:26].

Adapun dalil yang menunjukkan seseorang muslim itu menghadapi bisikan hawa nafsu, diantaranya sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam (artinya): “ Sesungguhnya Allah memaafkan umatku dari apa yang dibisikkan hawa nafsunya selama (bisikan itu) belum diamalkan atau diucapkan.” [H.R Al Bukhari dan Muslim].

2. Bisikan syaithan dari kalangan manusia. Dalilnya firman Allah Ta’ala (artinya): “(Syaithan) yang membisikkan kejelekan pada kalbu-kalbu manusia (yaitu syaithan) dari kalangan jin dan manusia.” [An Naas: 5-6].

3. Bisikan syaithan dari kalangan jin. Syaikhul Islam rahimahullah berkata: “Maka bisikan yang dihembuskan ke dalam kalbu-kalbu manusia adalah hawa nafsu, syaithan dari kalangan jin dan manusia…” [Majmu’ Fataawa, dinukil kitab Inqadzul Muslimin hal. 26].

Bila 3 bisikan ini bahu membahu menyesatkan seorang muslim maka kebinasaan dan kehancuranlah yang akan ia peroleh.

Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah

Penutup

Jiwa manusia itu asalnya di atas kebaikan. Namun seiring dengan itu ia sangat mudah menerima lawan dari kebaikan tersebut, yaitu kejelekan. Baik dan buruknya jiwa manusia itu sesuai dengan kebaikan dan keburukan yang diterima jiwa tersebut. Bila jiwanya menerima dan tumbuh dalam kebaikan maka ia adalah jiwa yang baik. Namun jika jiwanya menerima keburukan dan tumbuh dengannya maka jadilah ia jiwa yang buruk.

Di dalam Al Qur’an, Allah menyebutkan perihal dua bentuk jiwa tersebut (artinya): “Demi jiwa manusia dan apa yang Dia (Allah) ciptakan jiwa tersebut (di atas kebaikan). Lalu Dia terangkan keburukan dan ketakwaan (kebaikan) kepada jiwa tersebut. Sungguh beruntung (bagi) seseorang yang membersihkan jiwanya (dengan kebaikan). (Dan) sungguh celaka (bagi) seseorang yang mengotori jiwanya (dengan keburukan).” [Asy Syams: 7-10].

Sedangkan sebab awal dan terbesar yang menjadikan jiwa manusia itu buruk tidak lain adalah syaithan dari kalangan jin. Di dalam hadits Qudsy dinyatakan (artinya): ”Sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan seluruh hamba-Ku dalam keadaan lurus. (Namun) sesungguhnya syaithan mendatangi mereka lalu menyesatkan mereka dari agama (lurus). Syaithan mengharamkan untuk manusia apa yang telah Aku halalkan. Syaithan mengajak manusia untuk berbuat syirik kepada-Ku yang tidak pernah Aku turunkan ajakan untuk itu.” [H.R Muslim].

Maka, sungguh! Syaithan itu benar-benar musuh yang nyata bagi kita. Jadikan ia sebagai musuh. Sesungguhnya ia terus menerus mengajak manusia menjadi penghuni As-Sa’iir (neraka).

Wallahu Musta’an

No More Posts Available.

No more pages to load.