Bimbingan Nabawi Merupakan Jalan Keluar dari Fitnah dan Perlindungan dari Kesesatan dan Ketergelincir

oleh -39 views

Bimbingan Nabawi

Merupakan Jalan Keluar dari Fitnah

dan Perlindungan dari Kesesatan dan Ketergelinciran

(al-’Allamah asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhalli hafizhahullah)

 

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه

أما بعد :

Kita memuji Allah Ta’ala atas pertemuan yang sangat baik ini, di atas puncak mahabbah (kecintaan) dan ukhuwwah fillah. Semoga Allah menyatukan kita dengan mahabbah ini di bawah naungan ‘Arsy-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Semoga Allah menjadi kami dan kalian semua termasuk orang-orang yang mendengar suatu ucapan dan mengikuti yang terbaik dari ucapan tersebut.

Sungguh aku menasehatkan kepada diriku dan antum semua dengan taqwa kepada Allah dan ikhlash untuk-Nya, kokoh di atas al-Haq, berpegang teguh dengan al-Kitab dan as-Sunnah sebagaimana yang dipahami oleh salafush shalih, baik dalam permasalahan aqidah, ibadah, manhaj, maupun akhlak.

Aku wasiatkan kalian dengan semua hal di atas, dan hendaknya kalian benar-benar mementingkannya serta benar-benar kalian junjung tinggi. Juga hendaknya kalian saling bersaudara, saling mencintai, senantiasa mengupayakan sebab-sebab yang bisa mendatangkan kecintaan dan kesatuan antar kalian. Hendaknya kalian menjauhi segala fitnah, problem, dan sebab-sebab perselisihan antar kalian. Sebab-sebab perselisihan itu sangat banyak, maka jauhilah.

Berupaya seriuslah kalian untuk menghafal Kitabullah, dan menghafal apa yang kalian mampu dari hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian mempelajari kitab-kitab para ‘ulama mu’tabar, serta karya tulis para imam mu’tabar dari kalangan para imam sunnah.  Jauhilah kitab-kitab ahlul ahwa’ (para pengekor hawa nafsu) dan orang-orang sesat. Karena kebanyakan orang yang mengikuti dan membaca kitab-kitab dan kaset-kaset tersebut terjatuh dalam penyimpangan.

Para ‘ulama salaf telah memperingatkan dari ketergeliciran seperti ini. Kitab-kitab atau kaset yang berisi fitnah-fitnah dan bid’ah-bid’ah itulah yang menggelincirikan kebanyakan manusia. Sungguh para ‘ulama salaf telah memperingatkan (umat) dari (bahaya) kitab-kitab sesat. Bahkan para shahabat membakar mushaf-mushaf al-Qur`an (yang bukan mushaf ‘Utsmani) demi bersatunya umat pada satu mushaf saja (yaitu mushaf ‘Utsmani).

Di sana banyak pemutarbalikan fakta terhadap banyak manusia, yang tidak diketahui oleh sebagian generasi muda, yaitu beberapa cara pandang berbahaya. Berupa pernyataan bahwa boleh saja membaca kitab karya manusia secara umum, ambil kebenaran yang ada padanya dan tinggalkan kebatilannya.

Faktanya, pernyataan tersebut merupakan makar dan tipu daya terhadap pemuda salafy. Seorang pemuda yang belum kokoh kakinya di atas ilmu dan belum kokoh kakinya di atas manhaj salafy, maka dia menjadi sasaran empuk penyimpangan dan penyesatan ketika dia membaca kitab-kitab para pengusung kesesatan dan kebatilan.

Sungguh banyak dari para muda Islam yang tertipu dengan ucapan di atas, ucapan yang berisi makar. Banyak dari pemuda yang akhirnya membaca kitab ahlul batil atau mendengar kaset ahlul batil, sehingga hasilnya adalah penyimpangan.

Rasulullah ‘alaihish shalatu was salam mewasiatkan ketika terjadi perselisihan dan perpecahan yang sangat banyak, agar kita berpegang teguh dengan sunnah dan bimbingan beliau, juga berpegang teguh dengan sunnah dan bimbingan para khulafa’ur rasyidin.

Seseorang tidak akan bisa sampai kepada kedudukan dia mengenal sunnah dan bimbingan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta bimbingan para khulafa`ur rasyidin, kecuali dengan cara mengerahkan segala upaya dengan serius untuk mempelajari sunnah dan bimbingan tersebut, serta memalingkan punggungnya dari segala ucapan orang-orang yang berselisih dan berpecah.

Maka berupaya seriuslah untuk mengenal Sunnah dan Bimbingan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berpegangtegulah dengannya, dan gigitlah Sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, serta waspadalah kalian dari perkara-perkara baru (dalam agama) sebagaimana telah diwasiatkan oleh Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesungguhnya – demi Allah – ini (wasiat Nabi tersebut) merupakan jalan keluar dari fitnah. Padanya terdapat penjagaan. Dan itu merupakan perahu keselamatan. Barakallahu fikum.

Muliakanlah dan hormatilah arahan dan bimbingan nabawiyah ini. Ketahuilah bahwa menyelisihinya akan mengantarkan pada penyimpangan wal’iyyadzu billah. Sikap tidak memperhatikan, tidak mementingkan, dan tidak menggubrisnya, maka semuanya itu akan mengantarkan pada penyimpangan dan terjatuh pada kebid’ahan.

Tidak ada yang bisa menjaga seseorang dari terjatuh pada kebid’ahan kecuali apabila dia berpegang teguh dengan Kitabullah, Sunnah Rasul-Nya, dan bimbingan para khulafa`ur rasyidin.

Hal itu tidak akan terwujud kecuali dengan mempelajari, memahami, mengetahui semua Sunnah tersebut dalam bidang aqidah, ibadah, manhaj, dan semua aspek kehidupan. Jahil (bodoh/tidak mengerti) atau meremehkan Sunnah mengantarkan untuk terjatuh kepada bid’ah dan kesesatan, dan itulah “perkara muhdats (baru)” yang dimaksud dalam hadits ini, (Sejelek-jelek urusan adalah perkara-perkara baru (dalam agama) sebagaimana hadits dari shahabat Jabir radhiyallahu ‘anhu dalam Shahih Muslim.

Maka atas kalian untuk mengambil nasehat, wasiat, dan peringatan-peringatan dari Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan begitu akan selamat – insya Allah – aqidah, manhaj, dan akhlak kita.

Aku wasiatkan pula untuk saling bersikap lembut, saling menyayangi, dan saling mencintai antar sesama kalian. Serta serius untuk melakukan sebab-sebab mubarakah yang bisa mendatangkan persatuan dan kecintaan, jauh dari sebab-sebab yang mengantarkan kepada kebencian, saling hasad, dan saling membelakangi, serta yang semisalnya yang banyak terjadi di kalangan para muda.

Dan atas kalian untuk berdakwah ke jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hikmah dan mau’izhah hasanah. Berdakwahlah kepada umat manusia, termasuk ahlul bid’ah, ahlul ahwa’, hizbiyyun, nashoro, maupun Yahudi. Ajaklah mereka ke jalan Allah dengan hikmah dan mau’izhah hasanah, serta dengan hujjah dan burhan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, (Sungguh Allah memberikan hidayah kepada satu orang melalui kamu, maka lebih baik bagimu daripada onta merah).

Bersemangatlah untuk kokoh di atas manhaj yang agung ini sebagaimana yang diajarkan kepada kita. Bersemangatlah agar manusia bisa mendapatkan hidayah. Dan itu tidak akan terwujud kecuali apabila kamu berbekal dengan ilmu, dan berbekal dengan hikmah yang diingiringi oleh hujjah (dalil) dan burhan (bukti).

Umat manusia benar-benar sangat membutuhkan kebaikan ini, yang terwujudkan pada manhaj salafi yang bersumber dari Kitabullah dan dari Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kalau seandainya kaum muslimin berpegang dengan manhaj ini dengan konsisten, niscaya kalian akan melihat mayoritas umat (di dunia) akan menerima Islam dan mengambilnya.

Namun penyimpangan sangat banyak pada kaum muslimin yang hidup di Eropa, Amerika, dan yang lainnya. Pada mereka ada penyimpangan-penyimpangan dalam aqidah mereka, dalam ibadah mereka, dalam akhlak mereka, dan semua cara-cara muamalah mereka. Yang itu mengotori bentuk Islam dan keindahan Islam, serta membuat orang lari dari kaum muslimin. Kalau seandainya kaum muslimin bisa menampilkan bentuk Islam yang sebenarnya, niscaya kalian akan melihat bagaimana manusia menerima Islam.

Namun sangat disesalkan, sebagaimana yang kita katakan dan juga dikatakan oleh selain kita, bahwa kaum muslimin sendiri yang membuat Islam jelek, dan membuat musuh-musuhnya lari (membenci) Islam dan kaum muslimin. Itu semuanya sebab-sebabnya kembali kepada kebodohan atau kesesatan yang ada pada kehidupan kelompok-kelompok sempalan yang tersebar di negeri-negeri muslimin. Di samping karena cara bersikap yang jelek dan akhlak yang jelek, sehingga itu semua memberikan gambaran yang buruk tentang kaum muslimin dan tentang Islam.

Maka wujudkan dan terapkanlah Islam sebagai agama, aqidah, dan manhaj, insya Allah melalui tanganmu Allah akan memberikan hidayah kepada musuh-musuh Islam, baik Nashara maupun Yahudi, dan yang lainnya. Dengan itu pula orang-orang menyimpang dari kalangan kelompok-kelompok sempalan akan kembali kepada kebenaran dan jalan yang benar. Kelompok-kelompok sempalan yang selama ini kalian hidup dan mendapatkan banyak pertentangan dari mereka dan banya dari kalian yang mengeluhkan mereka.

Kita memohon agar Allah menyatukan hati kita, mengarahkan kepada kebenaran dan kebaikan. Sesungguhnya Rabb kita maha mendengar doa.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم, والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Sumber : al-Lubab min Majmu’ Nasha’ih wa Taujihat asy-Syaikh Rabi’ lisy Syabab. Hal. 275-279 cet. Al-Mirats an-Nabawi.

 

Sumber : dammajhabibah.net

No More Posts Available.

No more pages to load.