BAHAYA BERDUAAN ATAU BERCAMPUR BAUR DENGAN KERABAT PRIA SUAMI

oleh -181 views

BAHAYA BERDUAAN ATAU BERCAMPUR BAUR DENGAN KERABAT PRIA SUAMI

Asy-Syaikh Muhammad bin Hady hafizhahullah

 

Penanya: Semoga Allah mencurahkan kebaikan-Nya kepada Anda dan semoga Allah menjadikan kami dan Anda termasuk orang-orang yang mencintai di jalan-Nya.

 

Asy-Syaikh: Kami katakan “wa iyyakum amin” kita memohon kepada Allah Jalla wa Ala semoga menjadikan kita termasuk orang-orang yang saling mencintai karena-Nya.

 

Penanya: Saya memohon nasehat kepada Anda; saya belum menikah dan tidak mampu untuk menikah, dahulu kami bercampur baur (ikhtilath) dengan para istri dari saudara-saudara kami, lalu hati saya dikuasai cinta kepada salah seorang dari mereka, maka saya pun banyak-banyak memohon ampun kepada Allah dan saya berdoa kepada Allah agar menjauhkan dia dari hati saya, namun hingga hari ini saya masih melihatnya dalam mimpi.

 

Asy-Syaikh: Hendaknya engkau memperbanyak doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar menyelamatkan engkau dari hal ini dan hendaknya engkau merendahkan diri di hadapan-Nya, ini yang pertama.

 

Kedua: Saya nasehatkan kepadamu agar engkau segera menikah.

 

Ketiga: Saya ingin bertemu dengan dirimu empat mata jika engkau bisa, mudah-mudahan Allah Jalla wa ‘Ala memudahkan dirimu untuk menikah.

 

Keempat: Yang saya nasehatkan kepadamu di waktu ini adalah hendaknya engkau berpuasa, karena Nabi shallallahu alaihi was sallam bersabda:

 

ﻳَﺎ ﻣَﻌْﺸَﺮَ ﺍﻟﺸَّﺒَﺎﺏِ ﻣَﻦْ ﺍﺳْﺘَﻄَﺎﻉَ ﻣﻨﻜُﻢ ﺍﻟْﺒَﺎﺀَﺓَ ﻓَﻠْﻴَﺘَﺰَﻭَّﺝْ، ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﺃَﻏَﺾُّ ﻟِﻠْﺒَﺼَﺮِ، ﻭَﺃَﺣْﺼَﻦُ ﻟِﻠْﻔَﺮْﺝِ، ﻭَﻣَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﺴْﺘَﻄِﻊْ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﺑِﺎﻟﺼَّﻮْﻡِ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻟَﻪُ ﻭِﺟَﺎﺀٌ

 

“Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang mampu maka hendaklah dia menikah, karena hal itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan, dan siapa yang belum mampu maka hendaklah dia berpuasa, karena puasa itu merupakan perisai.” (HR. al-Bukhary no. 5066 dan Muslim no. 1400 -pent)

 

Maksudnya puasa itu akan melemahkan syahwat.

 

Kelima: Apa yang muncul dalam mimpimu tidak akan dihukum oleh Allah Jalla wa ‘Ala, hanya saja saya tunjukkan kepadamu sebuah hal, yaitu jika engkau hendak tidur maka berwudhulah, berdzikirlah, bacalah ayat kursi, dan bacalah dzikir-dzikir sebelum tidur yang shahih riwayatnya, dan mohonlah kepada Allah Jalla wa ‘Ala mudah-mudahan Dia melindungimu dari syaithan, karena sesungguhnya mimpi buruk berasal dari syaithan, dan dengan izin Allah jika engkau melakukan hal itu maka syaithan tidak akan membahayakan dirimu.

 

Keenam: Saya nasehatkan kepadamu agar engkau tidak pergi ke rumah saudaramu yang menyebabkan apa yang menimpa hatimu tersebut, jadi engkau jangan masuk ke rumah tersebut kecuali jika saudaramu sedang ada, engkau ucapkan salam kepadanya dan pergi (jika urusanmu telah selesai -pent), dan jangan sekali-kali menemui para wanita yang bukan mahram, dan inilah yang dikhawatirkan oleh Nabi shallallahu alaihi was sallam akan menimpa kita semua dan yang beliau peringatkan kita darinya dengan bersabda:

 

ﺇِﻳَّﺎﻛُﻢْ ﻭَﺍﻟﺪُّﺧُﻮﻝَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ

 

“Jangan sekali-kali kalian masuk ke tempat wanita!”

 

Beliau ditanya, “Bagaimana dengan hamu?”

Beliau menjawab:

 

ﺍﻟْﺤَﻤْﻮُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕُ

 

“Hamu adalah kematian.” (HR. al-Bukhary no. 4934 dan Muslim no. 2172 -pent)

 

Hamu adalah saudara suami (ipar) atau kerabat suami seperti anak pamannya dari pihak ayah atau ibu (sepupu) dan semisalnya. Itu merupakan kematian atau bencana, karena jika dia masuk ke rumahmu maka tidak ada seorang pun yang akan menganggap aneh masuknya dia itu, maka mereka pun tidak mengingkarinya, sehingga dia masuk dalam keadaan tenang, lalu seringnya bencana itu muncul dari sini, sebagaimana disebutkan dalam sebuah pepatah:

 

ﻣِﻦْ ﻣَﺄْﻣَﻨِﻪِ ﻳُﺆْﺗﻰ ﺍﻟﺤَﺬِﺭُ

 

Apa yang dikhawatirkan datang ketika seseorang merasa aman

 

Ketujuh: Saya nasehatkan kepadamu untuk menjauhi berhayal, atau melihat gambar-gambar yang diharamkan, untuk menuruti pikiran yang melintas dan was-was serta membayangkan wajah yang mengikat hatimu, hendaknya engkau memutusnya dengan dzikir dan membaca al-Qur’an serta berlindung kepada Allah dari kejahatan syaithan yang terkutuk, dan insya Allah engkau akan merasakan manfaatnya.

 

Ini semua adalah akibat memandang yang haram, dan kalian mengetahui sabda Nabi shallallahu alaihi was sallam kepada Ali radhiyallahu anhu:

 

ﻻ ﺗُﺘْﺒِﻊْ ﺍﻟﻨَّﻈْﺮَﺓَ ﺍﻟﻨَّﻈْﺮَﺓَ، ﻓَﺈِﻥَّ ﻟَﻚ ﺍﻷُﻭﻟَﻰ ﻭَﻟَﻴْﺴَﺖْ ﻟَﻚ ﺍﻟْﺜَﺎﻧِﻴﺔ

 

“Janganlah meneruskan pandangan yang haram, karena pandangan pertama boleh bagimu, sedangkan pandangan yang kedua tidak boleh bagimu.” (HR. At-Tirmidzy, no. 2701, lihat Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, no. 7953 -pent)

 

Kalian mendengar sebab-sebab munculnya bencana, kalian mendengar bencana sebagai akibat dari sebab ini.

 

Seorang penyair berkata:

 

ﻛﻞ ﺍﻟﺤﻮﺍﺩﺙ ﻣﺒﺪﺅﻫﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻈـﺮ —- ﻭﻣﻌﻈﻢ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻣﻦ ﻣﺴﺘﺼﻐﺮ ﺍﻟﺸـﺮﺭ

ﻛﻢ ﻧﻈﺮﺓ ﻓﺘﻜﺖ ﻓﻲ ﻗﻠﺐ ﺻﺎﺣﺒﻬﺎ — ﻓﺘﻚ ﺍﻟﺴــﻬﺎﻡ ﺑﻼ ﻗﻮﺱ ﻭﻻ ﻭﺗﺮ

 

Semua bencana berawal dari pandangan

Seperti api yang besar muncul dari api yang dianggap kecil bahayanya

Betapa banyak pandangan membunuh pemiliknya

Seperti anak panah tanpa busur dan tanpa talinya

 

Hingga perkataannya:

 

ﻻ ﻣـﺮﺣﺒﺎ ﺑﺴﺮﻭﺭ ﻋﺎﺩ ﺑﺎﻟﻀـﺮﺭ

 

Tidak ada sambutan bagi kesenangan yang membawa bencana

 

Maksudnya ketika pertama kali engkau melihat wajah wanita yang bukan mahram yang hukumnya haram ini engkau merasa senang, engkau melihat kecantikannya dan apa-apa yang menarik darinya sehingga engkau merasa gembira, namun apa kesudahannya? Akibatnya yang buruk datang penuh racun. Karena itulah dia mengatakan bahwa tidak ucapan selamat datang bagi kesenangan, yaitu kesenangan di awal saja namun mengakibatkan keburukan, jadi tidak ada ucapan selamat bagi kesenangan yang membawa bencana. Ini diantara akibat buruk dari pandangan yang haram, dan ini merupakan perkara ketujuh yang bisa kita ambil pelajaran dari kisah ini.

 

Saya memohon taufiq kepada Allah Jalla wa ‘Ala untuk saya, untuk anak saya (penanya) ini, dan untuk kalian semua, agar kita bisa melakukan hal-hal yang Dia cintai dan Dia ridhai, serta menjauhi hal-hal yang menyebabkan kemurkaan-Nya.

 

Dan jika saudara ini (penanya) tidak keberatan maka saya ingin bertemu empat mata dengannya. Tidak masalah karena saya baginya dan bagi kalian semua seperti orang tua, rahasianya akan ditutupi oleh Allah Jalla wa ‘Ala bersama saya dengan seizin Allah.

 

Hanya saja saya ingin membantunya dengan seizin Allah semampu kami untuk menyampaikannya kepada pernikahan dan menjaga kehormatannya dengan seizin Allah. Itu janji saya untuknya yang saya tetapkan atas diri saya, dan saya memohon kepada Allah Jalla wa ‘Ala agar memberikan taufiq untuk saya dan dirinya.

 

Sumber || http://www.tasfiatarbia.org/vb/showthread.php?t=17399

Kunjungi || http://forumsalafy.net/bahaya-kerabat-pria-suami-terhadap-istri/

WhatsApp Salafy Indonesia

Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy

No More Posts Available.

No more pages to load.